Sabtu, 30 Oktober 2010

BAB 5 MANAJEMEN DAN ORGANISASI

MANAJEMEN

Pengertian dan Peranan Manajemen
Istilah manajemen mengandung tiga pengertian yaitu :

1.Manajemen sebagai suatu proses
         yakni manajemen sebagai suatu proses, berbeda-beda definisi yang diberikan oleh para ahli. Untuk memperlihatkan tata warna definisi manajemen menurut pengertian yang pertama itu, dikemukakan tiga buah definisi. Menurut Hilman mengatakan bahwa manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan yang sama.

2.Manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen
Manajemen adalah kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitasmanajemen..

3.Manajemen sebagai suatu seni (Art) dan sebagai suatu ilmu pengetahuan (Science)
        Manajemen adalah seni (Art) atau suatu ilmu pnegetahuan. Mengenai inipun sesungguhnya belum ada keseragaman pendapat, segolongan mengatakan bahwa manajemen adalah seni dan segolongan yang lain mengatakan bahwa manajemen adalah ilmu. Sesungguhnya kedua pendapat itu sama mengandung kebenarannya
Ada pun pendapat ilmuawan yang lain :
Menurut G.R. Terry manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata
.
Menurut Mary Parker Follet manajemen adalah suatu seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui orang lain.
.
Itulah manajemen, tetapi menurut Stoner bukan hanya itu saja. Masih banyak lagi sehingga tak ada satu definisi saja yang dapat diterima secara universal. Menurut James A.F.Stoner, manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
 menunjukkan bahwa manajemen adalah Suatu keadaan terdiri dari proses yang ditunjukkan oleh garis (line) mengarah kepada proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian, yang mana keempat proses tersebut saling mempunyai fungsi masing-masing untuk mencapai suatu tujuan organisasi.


Pada dasarnya setiap manusia adalah manajer, karena dalm kehidupan sehari-hari  setiap manusia selalu melakukan manajemen bagi dirinya sendiri ataupun keluarganya untuk memenuhi kebutuhan keluarga serta merealisasikan tujuan-tujuan yang diinginkan (self management).

Ada 3 macam Sumber Daya (resources) yang dimanfaatkan oleh manusia untuk meraih tujuan yang diharapkan, yaitu :

•  Sumber daya alam (SDA);
•  Sumber daya capital (SDK) dana/uang/penghasilan yang diperoleh.
•  Sumber daya manusia (SDM).
                                                
Dengan memperhatikan peranan manajemen tersebut, maka pengertian manajemen adalah ilmu tentang upaya manusia untuk memanfaatkan semua sumber daya yang dimilikinya untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

Latar Belakang Sejarah Manajemen

     Banyak kesulitan yang terjadi dalam melacak sejarah manajemen. Namun diketahui bahwa ilmu manajemen telah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Hal ini dibuktikan dengan adanya piramida di Mesir. Piramida tersebut dibangun oleh lebih dari 100.000 orang selama 20 tahun. Piramida Giza tak akan berhasil dibangun jika tidak ada seseorang—tanpa mempedulikan apa sebutan untuk manajer ketika itu—yang merencanakan apa yang harus dilakukan, mengorganisir manusia serta bahan bakunya, memimpin dan mengarahkan para pekerja, dan menegakkan pengendalian tertentu guna menjamin bahwa segala sesuatunya dikerjakan sesuai rencana.
Piramida di Mesir. Pembangunan piramida ini tak mungkin terlaksana tanpa adanya seseorang yang merencanakan, mengorganisasikan dan menggerakan para pekerja, dan mengontrol pembangunannya.

Daniel Wren membagi evolusi pemikiran manajemen dalam empat fase, yaitu pemikiran awal , era manusia sosial, dan era moderen.

Pemikiran Awal Manajemen
     Sebelum abad ke-20, terjadi dua peristiwa penting dalam ilmu manajemen.Peristiwa pertama terjadi pada tahun 1776, ketika Adam Smith menerbitkan sebuah doktrin ekonomi klasik, The Wealth of Nation. Dalam bukunya itu, ia mengemukakan keunggulan ekonomis yang akan diperoleh organisasi dari pembagian kerja (division of labor), yaitu perincian pekerjaan ke dalam tugas-tugas yang spesifik dan berulang. Dengan menggunakan industri pabrik peniti sebagai contoh, Smith mengatakan bahwa dengan sepuluh orang—masing-masing melakukan pekerjaan khusus—perusahaan peneliti dapat menghasilkan kurang lebih 48.000 peniti dalam sehari. Akan tetapi, jika setiap orang bekerja sendiri menyelesaikan tiap-tiap bagian pekerjaan, sudah sangat hebat bila mereka mampu menghasilkan sepuluh peniti sehari. Smith menyimpulkan bahwa pembagian kerja dapat meningkatkan produktivitas dengan meningkatnya keterampilan
dan kecekatan tiap-tiap pekerja, menghemat waktu yang terbuang dalam pergantian tugas, dan menciptakan mesin dan penemuan lain yang dapat menghemat tenaga kerja.

Peristiwa penting kedua yang mempengaruhi perkembangan ilmu manajemen adalah Revolusi Industri di Inggris. Revolusi Industri menandai dimulainya penggunaan mesin, menggantikan tenaga manusia, yang berakibat pada pindahnya kegiatan produksi dari rumah-rumah menuju tempat khusus yang disebut pabrik. Perpindahan ini mengakibatkan manajer-manajer ketika itu membutuhkan teori yang dapat membantu mereka meramalkan permintaan, memastikan cukupnya persediaan bahan baku, memberikan tugas kepada bawahan, mengarahkan kegiatan sehari-hari, dan lain-lain, sehingga ilmu manajamen mulai dikembangkan oleh para ahli.
Era Manusia Sosial
Era manusia sosial ditandai dengan lahirnya mahzab perilaku (behavioral school) dalam pemikiran manajemen di akhir era manajemen ilmiah. Mahzab perilaku tidak mendapatkan pengakuan luas sampai tahun 1930-an. Katalis utama dari kelahiran mahzab perilaku adalah serangkaian studi penelitian yang dikenal sebagai eksperimen Hawthrone.

Eksperimen Hawthrone dilakukan pada tahun 1920-an hingga 1930-an di Pabrik Hawthrone milik Western Electric Company Works di Cicero, Illenois. Kajian ini awalnya bertujuan mempelajari pengaruh berbagai macam tingkat penerangan lampu terhadap produktivitas kerja. Hasil kajian mengindikasikan bahwa ternyata insentif seperti jabatan, lama jam kerja, periode istirahat, maupun upah lebih sedikit pengaruhnya terhadap output pekerja dibandingkan dengan tekanan kelompok, penerimaan kelompok, serta rasa aman yang menyertainya. Peneliti menyimpulkan bahwa norma-norma sosial atau standar kelompok merupakan penentu utama perilaku kerja individu.

Kontribusi lannya datang dari Mary Parker Follet. Follett (1868–1933) yang mendapatkan pendidikan di bidang filosofi dan ilmu politik menjadi terkenal setelah menerbitkan buku berjudul Creative Experience pada tahun 1924.Follet mengajukan suatu filosifi bisnis yang mengutamakan integrasi sebagai cara untuk mengurangi konflik tanpa kompromi atau dominasi. Follet juga percaya bahwa tugas seorang pemimpin adalah untuk menentukan tujuan organisasi dan mengintegrasikannya dengan tujuan individu dan tujuan kelompok. Dengan kata lain, ia berpikir bahwa organisasi harus didasarkan pada etika kelompok dari pada individualisme. Dengan demikian, manajer dan karyawan seharusnya memandang diri mereka sebagai mitra, bukan lawan.

Menurut Barnard, efektivitas berkaitan dengan pencapaian tujuan, dan efisiensi adalah sejauh mana motif-motif individu dapat terpuaskan. Dia memandang organisasi formal sebagai sistem terpadu di mana kerjasama, tujuan bersama, dan komunikasi merupakan elemen universal, sementara pada organisasi informal, komunikasi, kekompakan, dan pemeliharaan perasaan harga diri lebih diutamakan. Barnard juga mengembangkan teori "penerimaan otoritas" didasarkan pada gagasan bahwa bos hanya memiliki kewenangan jika bawahan menerima otoritas itu.
 Era moderen

Era moderen ditandai dengan hadirnya konsep manajemen kualitas total (total quality management—TQM) di abad ke-20 yang diperkenalkan oleh beberapa guru manajemen, yang paling terkenal di antaranya W. Edwards Deming (1900–1993) and Joseph Juran (lahir 1904).   

   Ilmu dan seni merencanakan mengorganisasikan,mengarahkan dan mengkoordinasikan serta mengawasi tenaga manusia dengan bantuan alat alat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

-Manajemn Berdasarkan ilmu
Suatu keahlian ,kemampuan,ketarmpilan dalam aplikasi ilmu pengetahuan untuk mencapai tujuan..
1.Manajer puncak(senior?ekskutif kunci)
2.manmjer madya(adminstratif)
3.Manjer oprasional(superviser)

FUNGSI DAN PROSES MANAJEMEN
      Pada umumnya manajemen dibagi menjadi beberapa fungsi, yaitu
merencanakan, mengkoordinasikan, mengawasi, dan mengendalikan
kegiatan dalam rangka usaha untuk mencapai tujuan yang
diinginkan secara efisien dan efektif.
Henry Fayol, mengusulkan bahwa semua manajer paling tidak
melaksanakan 5 fungsi manajemen, yaitu :
1. Merancang (Planning)
2. Mengorganisasi (Organizing)
3. Memerintah / Mengarahkan (Directing)
4. Mengkordinasi (Coordinating)
5. Mengendalikan (Controlling)
1. Merancang (Planning)
Perencanaan dapat diartikan sebagai suatu proses untuk
menentukan tujuan serta sasaran yang ingin dicapai dan mengabil
langkah-langkah strategis guna mencapai tujuan tersebut.
Contoh : Menentukan tingkat penjualan pada periode yang akan
datang, berapa tingkat kebutuhan tenaga kerja, berapa biaya yang
dibutuhkan dan bagaimana memperolehnya, berapa tingkat
persediaanya yang harus tersedia di gudang, dll.
2. Mengorganisasi (Organizing)
Pengorganisasian merupakan proses pemberian perintah,
pengalokasian sumber daya serta pengaturan kegiatan secara
terkoordinir kepada setiap individu dan kelompok menerapkan
rencana.
Kegiatan pengorganisasian mencakup tiga kegiatan, yaitu :
a. Membagi komponen-komponen kegiatan yang dibutuhkan
untuk mencapai tujuan dan sasaran dalam kelompokkelompok
b. Membagi tugas kepada manajer dan bawahan untuk
mengadakan pengelompokan tersebut
c. Penetapan wewenang diantara kelompok (unit-unit
organisasi)
3. Memerintah / Mengarahkan (Directing)
Pengarahan adalah proses untuk menumbuhkan semangat
(motivation) kepada karyawan agar bekerja keras dan giat serta
membimbing mereka dalam melaksanakan rencana untuk
mencapai tujuan yang efektif dan efisien. Melalui pengarahan
manajer menciptakan komitmen, mendorong usaha-usaha yang
mendukung tercapainya tujuan.
4. Mengkordinasi (Coordinating)
Mengkoordinasi adalah suatu kegiatan untuk menegaskan
aktivitas dan tanggungjawab yang dilaksanakan oleh setiap
karyawan agar seluruh kegiatan berjalan seiring, seirama, dan
dapat menghindari benturan-benturan antar kewenangan dan
tanggungjawab.
Misalnya terjadi kewenangan luas tetapi yang dipertanggungjawabkan
sedikit dan kebalikannya kewenangan sedikit/sempit
tetapi yang dipertanggungjawabkan dengan jumlah yang besar.
5. Mengendalikan (Controlling)
Pengendalian dimaksudkan untuk melihat apakah kegiatan
organisasi sudah sesuai dengan rencana sebelumnya.
Fungsi ini mencakup empat kegiatan, Yaitu :
a. Menentukan standar prestasi
b. Mengukur prestasi yang telah dicapai salama ini
c. Membandingkan prestasi yang telah dicapai dengan standar
prestasi
d. Melakukan perbaikan jika terdapat penyimpangan dari
standar prestasi yang telah ditetapkan

CIRI- CIRI MANAJER PROFESIONAL
Manajer yang professional adalah manajer yang mampu untuk menciptakan atau membuat kedua belah pihak menjadi senang, bahagia dan bangga.
Ciri-ciri Manajer profesional
1.    Menyenangkan
2.    Membahagiakan
3.    Membanggakan
4.    Memiliki Hi Tech ( High Technology)
5.    Memiliki Hi Touch (High Touch)

KETERAMPILAN MANAJEMEN YANG DI BUTUHKAN
       keterampilan yang dibutuhkan manajer pada setiap tingkatannya.
Robert L. Katz pada tahun 1970-an mengemukakan bahwa setiap manajer membutuhkan minimal tiga keterampilan dasar.[14] Ketiga keterampilan tersebut adalah:

   1. Keterampilan konseptual (conceptional skill)
      Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk membuat konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan atau ide serta konsep tersebut kemudian haruslah dijabarkan menjadi suatu rencana kegiatan untuk mewujudkan gagasan atau konsepnya itu. Proses penjabaran ide menjadi suatu rencana kerja yang kongkret itu biasanya disebut sebagai proses perencanaan atau planning. Oleh karena itu, keterampilan konsepsional juga meruipakan keterampilan untuk membuat rencana kerja.
   2. Keterampilan berhubungan dengan orang lain (humanity skill)
      Selain kemampuan konsepsional, manajer juga perlu dilengkapi dengan keterampilan berkomunikasi atau keterampilan berhubungan dengan orang lain, yang disebut juga keterampilan kemanusiaan. Komunikasi yang persuasif harus selalu diciptakan oleh manajer terhadap bawahan yang dipimpinnya. Dengan komunikasi yang persuasif, bersahabat, dan kebapakan akan membuat karyawan merasa dihargai dan kemudian mereka akan bersikap terbuka kepada atasan. Keterampilan berkomunikasi diperlukan, baik pada tingkatan manajemen atas, menengah, maupun bawah.

   3. Keterampilan teknis (technical skill)
      Keterampilan ini pada umumnya merupakan bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih rendah. Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misalnya menggunakan program komputer, memperbaiki mesin, membuat kursi, akuntansi dan lain-lain.

Selain tiga keterampilan dasar di atas, Ricky W. Griffin menambahkan dua keterampilan dasar yang perlu dimiliki manajer, yaitu:
   1. Keterampilan manajemen waktu
      Merupakan keterampilan yang merujuk pada kemampuan seorang manajer untuk menggunakan waktu yang dimilikinya secara bijaksana. Griffin mengajukan contoh kasus Lew Frankfort dari Coach. Pada tahun 2004, sebagai manajer, Frankfort digaji $2.000.000 per tahun. Jika diasumsikan bahwa ia bekerja selama 50 jam per minggu dengan waktu cuti 2 minggu, maka gaji Frankfort setiap jamnya adalah $800 per jam—sekitar $13 per menit. Dari sana dapat kita lihat bahwa setiap menit yang terbuang akan sangat merugikan perusahaan. Kebanyakan manajer, tentu saja, memiliki gaji yang jauh lebih kecil dari Frankfort. Namun demikian, waktu yang mereka miliki tetap merupakan aset berharga, dan menyianyiakannya berarti membuang-buang uang dan mengurangi produktivitas perusahaan.
   2. Keterampilan membuat keputusan
      Merupakan kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan menentukan cara terbaik dalam memecahkannya. Kemampuan membuat keputusan adalah yang paling utama bagi seorang manajer, terutama bagi kelompok manajer atas (top manager). Griffin mengajukan tiga langkah dalam pembuatan keputusan. Pertama, seorang manajer harus mendefinisikan masalah dan mencari berbagai alternatif yang dapat diambil untuk menyelesaikannya. Kedua, manajer harus mengevaluasi setiap alternatif yang ada dan memilih sebuah alternatif yang dianggap paling baik. Dan terakhir, manajer harus mengimplementasikan alternatif yang telah ia pilih serta mengawasi dan mengevaluasinya agar tetap berada di jalur yang benar


ORGANISASI

Pengertian organisasi
Organisasi adalah sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Definisi Organisasi
Terdapat beberapa teori dan perspektif mengenai organisasi, ada yang cocok sama satu sama lain, dan ada pula yang berbeda. Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin, metode, lingkungan), sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.
Menurut para ahli terdapat beberapa pengertian organisasi sebagai berikut.
•    Stoner mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama
•    James D. Mooney mengemukakan bahwa organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama
•    Chester I. Bernard berpendapat bahwa organisasi adalah merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
•    Stephen P. Robbins menyatakan bahwa Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.
Bentuk-Bentuk Organisasi
  Menurut pola hubungan kerja, lalu lintas wewenang dan tanggung jawab, maka bentuk organisasi dapat dibedakan sebagai berikut:
•    Bentuk Organisasi Garis
Bentuk ini merupakan nbentuk organisasi paling tua dan paling sederhana. Bentuk organisasi diciptakan oleh Henry Fayol. Biasa juga disebut dengan organisasi militer dimana cirinya adalah struktur organisasi ini relatif kecil, jumlah karyawan yang relatif sedikit, saling kenal, dan spesialisai kerja yang belum begitu rumit dan tinggi.
Kebaikannya;
1.    Kesatuan komado terjamin baik karena pimpinan berada pada satu tangan.
2.    Proses pengambilan keputusan berjalan dengan cepat karena jumlah orang yang diajak berkonsultasi masih sedikit.
3.    Rasa solidaritas dianatara karyawan umumnya tinggi karena saling mengenal.
Keburukannya;
1.    Seluruh organisasi tergantung pada satu pimpinan (satu orang) dimana bila pimpinan tersebut berhalangan maka organisasi tersebut akan mandek atau hancur.
2.    Ada kecenderungan pimpinan bertindak secara otokratis.
3.    Kesempatan karyawan untuk berkembang terbatas.
•    Bentuk Organisasi Fungsional
Bentuk ini merupakan bentuk dimana sebagian atau segelintir pimpinan tidak mempunyai bawahan yang jelas karena setiap pimpinan berwenang memberikan komando pada bawahannya. Bentuk ini dikembangkan oleh FW Taylor.
Kebaikannya;
1.    Pembidangan tugas-tugas jelas.
2.    Spesialisasi karyawan dapat dikembangkan dan digunakan semaksimal mungkin.
3.    Digunakannya tenga-tenaga ahli dalam berbagai bidang sesuai dengan fungsinya.
Keburukannya;
1.    Karena adanya spesialisasi kerja maka akan sulit untuk mengadakan tour of duty.
2.    Karyawan lebih mementingkan bidangnya sehingga sukar untuk melaksanakan koordinasi.

•    Bentuk Organisasi Garis dan Staff
Bentuk ini umumnya dianut oleh organisasi besar, daerah kerja yang luas, mempunyai bidang tugas yang beraneka dan rumit serta jumlah karyawan yang banyak. Bentuk ini diciptakan oleh Harrington Emerson.

Kebaikannya;
1.    Dapat digunakan pada setiap organisasi yang besar, apapun tujuannya, luas organisasinya,dan kompleksitas susunan organisasinya.
2.    Pengambilan keputusan lebih mudah karena adanya dukungan dari staf ahli.
3.    Perwujudan “the right man in the right place”lebih mudah terlaksana.
Keburukannya;
1.    Sesama karyawan dapat terjadi tidak saling mengenal, solidaritas sulit terbangun
2.    Karena susunan organisasinya yang koompleksitas, maka kesulitannya adalah dalam bidang koordinasi antar divisi atau departemen.
•    Bentuk Organisasi Fungsional dan Staff
Bentuk ini merupakan kombinasi dari bentuk organisasi fungsional dan bentuk organisasi garis dan staff. Adapun kebaikan dan keburukan dari bentuk organisasi ini adalah juga merupakan kombinasi dari bentuk diatas.

Prinsip-prinsip Organisasi
Berkaitan dengan pembentukan atau penyusunan suatu organisasi, maka perlu diperhatikan beberapa prinsip-prinsip atau asas organisasi. Diantaranya adalah:
•    Perumusan Tujuan yang Jelas. Tujuan dan arah merupakan hal yang sangat penting dalam pembentukan suatu organisasi. Karena dari tujuan ini akan terlihat hasil yang akan dicapai baik itu secara fisik maupun non fisik.
•    Pembagian kerja. Dalam pembentukan suatu organisasi harus terlihat dengan jelas akan pembagian kerja dari masing-masing unit (sub) organisasi, hal ini supaya tidak terjadinya tumpang tindih aktivitas dan dapat menghambat tercapainya suatu tujuan.
•    Delegasi kekuasaan. Dengan adanya pembagian kerja tersebut yang jelas maka akan telihat pula garis komando dan delegasi kekuasaan (wewenang) dari masing-masing unit kerja.
•    Rentang kekuasaan. Rentang kekuasaan merupakan penjabaran dari pendelegasian suatu kekuasaan. Parameter dan tolok ukur pun harus menjadi bagian dari rentang kekuasaan, sehingga tidak timbul diktatoris kekuasaan atau kesewenangan kekuasaan tersebut.
•    Tingkat pengawasan. Penggambaran tingkat pengawasan yang timbul antar atasan dengan sub (unit) bawahannya harus lah terlihat dalam struktur organisasi tersebut. Sehingga batasan apa yang menjadi hak dan kewajiban baik itu atasan maupun bawahan akan tercipta.
•    Kesatuan perintah dan tanggung jawab. Dengan tergambarnya struktur organisasi yang jelas maka kesatuan perintah atau komando akan terlihat pula. Begitu juga dengan tanggung jawab dari orang yang memberikan delegasi (perintah) akan nampak.
•    Koordinasi. Ini pun harus terlihat dengan jelas dalam penyusunan suatu organisasi. Koordinasi dari masing-masing divisi atau unit kerja akan tercipta. Dengan demikian tujuan suatu organisasi ini akan semakin  cepat tercapai.
Ada 3 komponen organisasi:
1.Personlia
2.Fungsi
3.Faktor2 fisik

Ciri2 organisai
1.adanya sekelompok orang
2.adanya kerjasama
3.bekerja dengan hak
4.mempunyai tujuan

Hubungan dalam organisasi
1.Hub.Formal
      Susunan dn hubungan dari bagian komponen dan posisi dalam suatu perkumpulan seperti sistem tugas ,tanggung jawab ,wewenaang, pertanggung jawaban dirancang oleh manajemen agar dapt dilaksaanakan.
3 dasar hub. Fomal.
Tanggung jawab,wewnang,Pertanggungjawaban
2Hub.Informal
     Suatu jaringan dan hubungan pribadi dan sosial yang mungkin tidak dilakukan karna hubungan kerja
keberhasil atau kegagalan organisasi tergantung pada faktor sbb:
1.kualitas SDM
2.karna adanya pelatihan dan bimbingan
3.karna adanya rotasi jabatan
4.pemindahaan
5.promosi
6.Pembagian tugas

Perkeemabangan konsep manajemen
1.Mashab Klasik
2.Mashab prilaku
3.mashab ilmu ekonomi


SEBAB KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN ORGANISASI
        Keberhasilan Di dalam organisasi kita pasti tahu bahwa setiap organisasi mempunyai bagian-bagian yang mempunyai fungsi berbeda-beda, sehingga haruslah selalu ada kordinasi antara bagian satu dengan yang lain. Setiap bagian memang mempunyai tugas serta tujuan yang harus dicapai untuk target dalam pekarjaan.
Kurang koordinasi dalam setiap bagian akan menimbulkan konflik yang disebabkan oleh tujuan masing masing bagian tersebut, sebagia contoh ; bagian marketing ingin bagaimana product yang telah ada bisa terjual habis dalam akhir tahun ini.
Solusi seperti studi kasus diatas seorang pemimpin harus bisa menyelesaikan agar kedua bagian khususnya yaitu marketing dan finance bisa saling bekerja sama untuk kepentingan bersama, agar perusahaan dapat terus berjalan dengan baik.
Terkadang konflik bisa dijadikan sebagai feedback sehingga akan dilakukan inovasi yang akan dilakukan oleh organisasi, sehingga bisa semakin inovatif dalam menjalankan oranisasi, selalu ada perkembangan. Inilah harus dicontoh, tidak semua konflik yang ada akan merugikan organisasi itu semua tergantung bagaimana menyikapi permasalahan yang ada. Pelajarilah permasalahan maka akan didapati solusi yang baik, adanya permasalahan berarti organisasi mengalami perkembangan maka jangan sampai salah dalam mengambil langkah.

    Di suatu organisasi di butuhkan suatu pemikiran cara dan kiat – kiat supaya suatu organisasi tersebut dapat berkembang dengan baik maupun maju dengan pesat. Untuk itu di perlukan kriteria untuk mengembangkan suatu organisasi, yaitu:
•    Nilai dan Visi,
•    Misi,
•    Aturan,
•    Profesionalisme,
•    Insentif,
•    Sumber Daya dan
•    Rencana Kerja
Jika semua kriteria tersebut dapat di penuhi maka organisasi itu akan maju, apabila salah satu dari itu tidak ada maka organisasi tersebut akan memdapatkan masalah atau tidak sempurna.

           Kegagalan Suatu organisasi dapat mengalami frustasi, mengapa? Karena disebabkan oleh beberapa faktor yang kurang mendukung dari sumberdaya. Salah satu contoh kurang dari sumberdaya adalah jiwa sumberdaya manusia atau kepemimpinan. Karena setiap  permasalahan kepemimpinan selalu meliputi tiga unsur. Pertama, unsur manusia. Manusia yang melaksanakan kegiatan memimpin atas sejumlah manusia lain atau manusia yang dipimpin. Kedua, unsur sarana. Prinsip dan teknik kepemimpinan yang digunakan dalam pelaksanaan kepemimpinan termasuk bakat dan pengetahuan serta pengalaman pemimpin tersebut, dan ketiga unsu tujuan.
Secara normal, keberhasilan kepemimpinan akan sangat tergantung kepada tiga unsur tersebut yang meliputi syarat, watak, ciri, gaya, sifat, prinsip, teknik, asas dan jenis kepemimpinan sebagai pedoman dalam penyelenggaraan kepemimpinan.
Kepemimpinan akan berjalan efektif, disegani, dan memiliki derajat tinggi, bila seorang pemimpin memiliki tiga kelebihan dari yang dipimpin, yaitu rasio atau intelektual, rohaniah dan Jasmaniah. Jika semua itu sudah dapat di penuhi suatu organisasi tidak akan mengalami frustasi.


  

         
Data ini di peroleh dari sumber :
1.    Winarko blog
2.    http://id.wikipedia.org/wiki/manajemen#Keterampilan_manajer
3.    http://fery24.wordpress.com
4.    Buku pengantar bisnis perusahaan, Jakarta Gramedia pustaka umum ismawanto.2007.ekonomi jilid 3.surakarta: CV game ilmu
5.    http://feeds.feedburner.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar